Contact Admin :

Terroris 0

Unknown | 00.52 |


Soekarno, Hatta, Syahril…… Mereka berani melawan. Kita mesti berani mengatakan benar sebagai kebenaran dan salah sebagai kesalahan. Jangan mengatakan benar demi kepentingan sendiri dan golongan saja, sehingga orang lain dirugikan. Jangan mengatakan kebenaran atas nama Ras, Suku, Golongan,  Agama dan Organisasi manapun.
Kita perlu konsepsi dewasa ini !!! Untuk bisa belajar dan memahami permasalahan-permasalahan Negeri. Coba lihat sekarang ??? Ummat Islam sedang dipojokkan cuy !!!
Ini Politik cuy !!!
Dulu, ketika kasus Bom Bali. Ustadz Abu Bakar Ba’asyir disalahkan. Beliau sempat dikurung di balik jeruji besi kurang lebih selama 2 Tahun. Padahal apa coba salah beliau ? Beliau dituduh sebagai Terrorisme. Apa benar beliau adalah seorang Terroris ? Mungkin sangkaan mereka (Polisi) memang benar beliau demikian, karena beliau sedang di incar oleh pihak yang kontra terhadap Islam (Amerika/Obama dan para pengagumnya). Mereka menuduhkan bahwa Ustadz Abu terkait delik restu dan dana untuk Terrorisme. Apa benar seperti itu ? Sekarang sudah 2010, kejadian itu sudah lewat dan Ustadz Abu pun sudah keluar dari penjara. Beliau dikeluarkan karena Polisi tidak mempunya bukti yang kuat untuk menahan beliau. Tapi tetep saja mereka mengulur-ngulurkan waktu supaya Ustadz Abu bisa lebih lama di Tahanan. Alasannya beragam, entah itu pemeriksaan atau apalah supaya Ustadz bisa lebih lama di Tahanan. Sampai 2 Tahun lamanya beliau di Tahan tanpa bersalah apapun.
Kalau saya lihat di kalangan masyarakat awam, khususnya di kampung saya. Masyarakat disana beranggapan terroris itu adalah orang yang suka ngeBom gedung-gedung. Jadi mereka beranggapan bahwa Unstadz abu itu adalah orang yang suka membuat bom. Memang ini menggelitik, tapi maklum mereka masyarakat awam yang tidak tahu apa-apa. Mereka hanya korban dari berita-berita yang ditayangkan oleh pemerintah saja. Jadi gampang saja ketika saya ditanya mengenai soal terrisme : “Mungkin tidak, seorang aki-aki tua, yang untuk jalan saja musti menggunakan tongkat bisa membuat bom ?” Hmmm.. Dengan itu saja mereka sudah puas jawabannya. Tapi bagaimana jika tuduhannya : “Terkait delik restu dan dana dari Ustadz Abu untuk pelatihan terrorisme”. Tentunya jawabannya juga harus menggunakan ilmu.
Jikalau di Indonesia ini ada orang yang mampu membuat bom berukuran besar untuk bisa merobohkan gedung-gedung yang ada di Bali. Saran saya : “Mengapa Pemerintah tidak mengangkat orang itu menjadi komandan Polisi/Tentara yang mengajarkan kepada mereka untuk bisa merakit Bom sebesar itu? Memang ada gitu di Indonesia orang yang mampu membuat bom segeude itu? Polisi aja belum ada yang bisa, apalagi masyarakat biasa. Di Indonesia belum ada tekhnologi seperti itu. Amrozi saja untuk membuat Bom hanya berbahan dasarkan karbit. Sehingga ledakannya pun tidak begitu besar, hanya bisa meruntuhkan Cafe yang berukuran kecil saja, Cafe yang tidak bertingkat.
Seorang ahli bom dari Australia mengatakan : “Bom yang meledak di Bali itu adalah bom dengan Tekhnologi Mikro Nuklir, tidak akan mungkin bom yang berbahan dasarkan karbit bisa meruntuhkan itu semua (Gedung bertingkat yang ada di Bali). Tekhnologi Mikro Nuklir adanya di “Amerika” sana, CIA yang mampu membuatnya. Mendengar pernyataan itu mungkinkah orang Indonesia yang melakukan pengeboman? Bagaimana dengan Amrozi? Amrozi memang benar telah melakukan aksi pengeboman di Bali, bom buatan Amrozi hanya meruntuhkan bangunan Cafe berukuran kecil saja. Sedangkan gedung besar yang ada di Bali bukan dia yang melakukannya, hanya saja waktu dan tempatnya tidak jauh beda dengan bom yang dia buat. Seiringan dengan meledaknya bom karbit buatan Amrozi, meledak pula bom yang berukuran Mikro Nuklir yang merubuhkan gedung berlantai di Bali. Hmmm… Ada apa gerangan disini coba? Mendengan penjelasan ahli bom dari Australia, tidak mungkin Amrozi yang melakukan itu semua. Terus siapakah orang yang melakukan pengeboman dengan tekhnologi Mikro Nuklir itu? Mungkinkah orang Indonesia yang melakukannya? Saya katakan “TIDAK”.
Tidak puas dengan itu semua, kemudian Pemerintah membuat tim “Densus 88 Anti Terror”. Nama itu mereka ambil dari banyaknya jumlah korban warga Asing yang meninggal dunia akibat ledakan bom di sebuah Cafe yang berukuran kecil. Hmmm…. Berarti kalau begitu pemerintah menghormati kejadian itu donk? Pemerintah menghormati warga asing juga donk kalau begitu caranya. Bagaimana dengan kasus Poso, Ambon, Periuk dan lain sebagainya yang menewasakan ribuan Ummat Islam tidak berdosa itu. Apakah Pemerintah membuat tim “Densus 1000 atau 2000 atau 3000 ?”. Kasus Poso itu warga sendiri, dibantai di tanah kelahirannya sendiri, jumlahnya pun jauh lebih banyak daripada kasus bom Bali 1 dan 2, pembunuhannya pun jauh lebih kejam daripada itu. Tapi kenapa Pemerintah lebih menghormati warga Asing yang jumlahnya sangat minim? Ini ada apa sebenarnya? Tim Densus 88 itu, dibuat untuk menjegah aksi Terror, ataukah hanya suruhan orang-orang Asing untuk memberantas Ummat Islam yang ada di Indonesia? Buktinya sekarang lihat, Islam selalu di pojokan. Dengan adanya aksi penangkapan Ustadz Abu yang tidak bersalah tapi tetap saja di tahan itu sama saja dengan ingin menghilangkan Icon Ummat Islam di Indonesia. Karena Ustadz Abu banyak di hormati di kalangan masyarakat Indonesia. Pantas saja pas aksi penangkapannya banyak protes dari berbagai pihak. Masa Aki-aki tua jadi Terroris………
Densus 88 Aksi Terror sudah mulai menjalankan aksinya. Dua dari gembong Terroris sudah mereka bunuh katanya ; “Dokter Az-Zari dan Noerdien M. Top sudah berhasil mereka amankan di awal 2010 lalu. Berbarengan dengan sedang hangat-hangatnya kasus Century mereka juga berhasil menangkap “Dulmatin” yang kedapatan sedang bermain Internet di salah satu warnet yang terbuka untuk umum (Hhahaha……. Rupanya Terroris suka ke warnet juga ya, warnet yang ada Game Online lagi. Jangan-jangan maniak PB juga dia….. wkwkwkwkwk). Ya sudahlah !!! Terserah mereka saja mau memberitakannya kaya gimana supaya tayangannya dapat menarik perhatian masyarakat Indo ini. Sehingga kasus Century jadi luput dari ingatan mereka (Masyarakat Indo yang terbawa Issue Pemerintah).
Kasus Centery yang sudah mulai merambat kepada orang Nomor 1 di Negeri ini karena banyaknya Fraksi Partai yang memilih Opsi C yang isinya “Billout Century bermasalah dan para Pejabat yang terlibat di dalamnya mesti di adili”. Dari nama-nama Pejabat itu terdapat nama orang Nomor 1 yang dituntut oleh demo mahasiswa untuk segera di adili dan di cabut dari Jabatannya. Mereka sebut nama itu dengan mengapresiasikan membawa seekor kerbau kejalanan dengan tulisan “Si Bu Ya” di bagian perut samping.
Kasus Century sudah hampir mencapai Klimaksnya, datang kasus Terroris Dulmatin secara tiba-tiba. Otomatis masyarakat awam akan tertuju perhatian kesitu. Namanya juga orang Awam, kalau dalam istilah Sunda mah suka ada istilah “Euceuk” ; Ceuk batur rame ngobrolkeun Centery, Century nu di bahas. Ceuk berita keur rame usum Terroris, Terroris yang di bahas. Hingga pada akhirnya mereka hanya bisa menjadi korban berita saja dan Pemerintahpun telah sukses menjalankan Programnya ; “Buktinya !!! Apakah Si Bu Ya sampai sekarang sudah di adili karena telah bersalah dalam kasus Century? Saya katakan “Tidak”
“DASAR POLITIK TAI KUCCING = cuplikan film Gie”.
Issue Terroris terus berlanjut, bertengahan 2010 Polri sudah mulai menyebut-nyebut nama “Muhammad Abu Jibril”, yakni kawan dari Ustadz Abu. Tapi yang berhasil di tangkap malah anaknya “Muhammad Jibriel”. Entah apa alasan Porli menangkap beliau, apakah karena beliau satu pemikirin dengan Ustadz Abu ingin membebaskan bangsa Indonesia dari perbudakan Manusia oleh Manusia? Atau beliau ditangakap karena beliu adalah seorang Terrorisme? Entahlah apa alasan Polri. Yang pasti intinya orang-orang yang mempunyai cita-cita sama seperti Ustadz Abu (Ingin membebaskan Manusia dari perbudakan Manusia/Manusia harus di perbudak oleh Tuhan, harus tunduk patuh terhadap aturan Tuhannya, perintah Tuhannya, dan Undang-undang Tuhannya InsyaAlloh bakal menjadi incaran Porli selanjutnya).
Sekarang !!! Bertepatan di bulan Ramadhan ini (Agustus 2010) sedang maraknya issue penangkapan Ustadz Abu lagi. Alasannya tidak jauh beda dengan aksi penangkapan beliau di tahun-tahun yang lalu. Kalau bukan issue Terroris mau apalagi? Cape dech denger yang kaya gituan…. Plissss donkkkkk jangan lebay pak Porli. Apakah ANDA tidak puas menahan beliau 2 Tahun, itu waktu yang cukup lama bagi tahanan yang tidak mempunyai salah untuk di tahan. Kemarin juga kan ANDA tidak mempunya bukti untuk menahan beliau, tapi ANDA tetep saja mengurungnya 2 Tahun. Sekarang ANDA mau cari-cari alasan apalagi Pak Porli? Kasian Aki-Aki tua itu, jalannya saja menggunakan tongkat, kesehatannya pun sudah melemah. Sudahlah biarkan beliau hidup bebas untuk bisa mendekatkan diri kepada Alloh dengan leluasa. Aki-aki seumuran dia pantasnya mengurung diri di dalam Mesjid sambil melantunkan Do’a-Do’a dan Dzikir-Dzikir, bukannya di dalam tahanan yang sempit dan sumpeuk. Apakah Pak Porli tidak mempunyai belas kasihan sedikitpun terhadap aki-aki yang sudah tua renta? dimanakan PERASAAN ANDA Pak Porli ?

0 Responses So Far:

 
BoedaX 6 Copyright © 2010 Prozine Theme is Designed by Lasantha Home | RSS Feed | Comment RSS