Contact Admin :

Mamat Munandar

Aku masuk TK dua kali. Pertama, hanya daftar saja dan beberapa kali masuk. Mungkin belum saatnya aku mau sekolah. Kedua, dengan dibarengi niat yang ikhlas akhirnya bisa masuk TK dengan senang hati. Aku masuk TK tidak jauh dari rumah. Dikampungku yang sepi, aku bisa ceria bareng teman-teman di ruangan kecil yang hanya ada sedikit mainan. Dengan itu, rasanya hati amat senang karena banyak teman-teman yang mau diajak main bareng. Di TK alhamdulillah aku berprestasi, dimana ada perlombaan maupun event-event tertentu aku selalu menjadi wakil TK kebanggaanku.

ASSTa Sumedang

Penamaan ASSTa : ASSTa merupakan singkatan dari Alumni SMPN 1 Tanjungkerta. Penamaan itu diambil agar lebih mudah untuk mengingatnya. Biasanya di berbagai oraganisasi, parpol maupun golongan yang lainnya, lebih idealnya apabila mereka menamai golongannya dengan singkatan dari apa yang mencerminkan golongan mereka. Seperti halnya kami merupakan golongan atau kelompok berkumpulnya para Alumni SMPN 1 Tanjungkerta. Kenapa tidak kalau para “Alumni SMPN 1 Tanjungkerta” menamakan golongannya dengan singkatan itu? Yakni “ASSTa”.

Forum Boedax 6

Kami segenap alumni ingin memberikan kontribusinya terhadap sekolah tercinta kami dulu. Ini merupakan sebuah karya asli dari Alumni SMKN 6 Bandung berupa website Forum Diskusi. Kami sengaja membuat ini semua semata-mata kecintaan kami terhadap sekolah kami dulu. Untuk itu, kami mohon partisipasinya kepada alumni semua untuk ikut serta dalam memajukannya dengan cara ikut gabung di forum tersebut yang beralamat di http://boedax6.co.cc

SAS SMKN 6 Bandung

Dengan moto "Cerdas dan Mandiri untuk Indonesia Maju" , SAS SMK Negeri 6 Bandung siap memberikan yang terbaik bagi siswa dan warga SMK Negeri 6 Bandung khususnya dalam hal pelayanan pengembangan diri melalui media-media pembelajaran yang tersedia di SAS Center dan Kami memberikan keleluasaan kepada pengguna untuk memilih aktivitas mereka; browsing, diskusi, membaca buku, surat kabar dan majalah, menonton film, mendengarkan music, dsb.

Ikatan Alumni SMKN 6 Bandung

AlhamduliLlah, terima kasih dan selamat Saya ucapkan kepada Panitia dan Pengurus Perdana IA STMN-5/SMKN-6 semoga IA ini bisa menjadi wadah kebaikan untuk menyambung silaturrohim dan memperluas jaringan sosial khususnya untuk keluarga besar STMN-5/SMKN-6, amiin.

Terroris 0

Unknown | 00.52 |


Soekarno, Hatta, Syahril…… Mereka berani melawan. Kita mesti berani mengatakan benar sebagai kebenaran dan salah sebagai kesalahan. Jangan mengatakan benar demi kepentingan sendiri dan golongan saja, sehingga orang lain dirugikan. Jangan mengatakan kebenaran atas nama Ras, Suku, Golongan,  Agama dan Organisasi manapun.
Kita perlu konsepsi dewasa ini !!! Untuk bisa belajar dan memahami permasalahan-permasalahan Negeri. Coba lihat sekarang ??? Ummat Islam sedang dipojokkan cuy !!!
Ini Politik cuy !!!
Dulu, ketika kasus Bom Bali. Ustadz Abu Bakar Ba’asyir disalahkan. Beliau sempat dikurung di balik jeruji besi kurang lebih selama 2 Tahun. Padahal apa coba salah beliau ? Beliau dituduh sebagai Terrorisme. Apa benar beliau adalah seorang Terroris ? Mungkin sangkaan mereka (Polisi) memang benar beliau demikian, karena beliau sedang di incar oleh pihak yang kontra terhadap Islam (Amerika/Obama dan para pengagumnya). Mereka menuduhkan bahwa Ustadz Abu terkait delik restu dan dana untuk Terrorisme. Apa benar seperti itu ? Sekarang sudah 2010, kejadian itu sudah lewat dan Ustadz Abu pun sudah keluar dari penjara. Beliau dikeluarkan karena Polisi tidak mempunya bukti yang kuat untuk menahan beliau. Tapi tetep saja mereka mengulur-ngulurkan waktu supaya Ustadz Abu bisa lebih lama di Tahanan. Alasannya beragam, entah itu pemeriksaan atau apalah supaya Ustadz bisa lebih lama di Tahanan. Sampai 2 Tahun lamanya beliau di Tahan tanpa bersalah apapun.
Kalau saya lihat di kalangan masyarakat awam, khususnya di kampung saya. Masyarakat disana beranggapan terroris itu adalah orang yang suka ngeBom gedung-gedung. Jadi mereka beranggapan bahwa Unstadz abu itu adalah orang yang suka membuat bom. Memang ini menggelitik, tapi maklum mereka masyarakat awam yang tidak tahu apa-apa. Mereka hanya korban dari berita-berita yang ditayangkan oleh pemerintah saja. Jadi gampang saja ketika saya ditanya mengenai soal terrisme : “Mungkin tidak, seorang aki-aki tua, yang untuk jalan saja musti menggunakan tongkat bisa membuat bom ?” Hmmm.. Dengan itu saja mereka sudah puas jawabannya. Tapi bagaimana jika tuduhannya : “Terkait delik restu dan dana dari Ustadz Abu untuk pelatihan terrorisme”. Tentunya jawabannya juga harus menggunakan ilmu.
Jikalau di Indonesia ini ada orang yang mampu membuat bom berukuran besar untuk bisa merobohkan gedung-gedung yang ada di Bali. Saran saya : “Mengapa Pemerintah tidak mengangkat orang itu menjadi komandan Polisi/Tentara yang mengajarkan kepada mereka untuk bisa merakit Bom sebesar itu? Memang ada gitu di Indonesia orang yang mampu membuat bom segeude itu? Polisi aja belum ada yang bisa, apalagi masyarakat biasa. Di Indonesia belum ada tekhnologi seperti itu. Amrozi saja untuk membuat Bom hanya berbahan dasarkan karbit. Sehingga ledakannya pun tidak begitu besar, hanya bisa meruntuhkan Cafe yang berukuran kecil saja, Cafe yang tidak bertingkat.
Seorang ahli bom dari Australia mengatakan : “Bom yang meledak di Bali itu adalah bom dengan Tekhnologi Mikro Nuklir, tidak akan mungkin bom yang berbahan dasarkan karbit bisa meruntuhkan itu semua (Gedung bertingkat yang ada di Bali). Tekhnologi Mikro Nuklir adanya di “Amerika” sana, CIA yang mampu membuatnya. Mendengar pernyataan itu mungkinkah orang Indonesia yang melakukan pengeboman? Bagaimana dengan Amrozi? Amrozi memang benar telah melakukan aksi pengeboman di Bali, bom buatan Amrozi hanya meruntuhkan bangunan Cafe berukuran kecil saja. Sedangkan gedung besar yang ada di Bali bukan dia yang melakukannya, hanya saja waktu dan tempatnya tidak jauh beda dengan bom yang dia buat. Seiringan dengan meledaknya bom karbit buatan Amrozi, meledak pula bom yang berukuran Mikro Nuklir yang merubuhkan gedung berlantai di Bali. Hmmm… Ada apa gerangan disini coba? Mendengan penjelasan ahli bom dari Australia, tidak mungkin Amrozi yang melakukan itu semua. Terus siapakah orang yang melakukan pengeboman dengan tekhnologi Mikro Nuklir itu? Mungkinkah orang Indonesia yang melakukannya? Saya katakan “TIDAK”.
Tidak puas dengan itu semua, kemudian Pemerintah membuat tim “Densus 88 Anti Terror”. Nama itu mereka ambil dari banyaknya jumlah korban warga Asing yang meninggal dunia akibat ledakan bom di sebuah Cafe yang berukuran kecil. Hmmm…. Berarti kalau begitu pemerintah menghormati kejadian itu donk? Pemerintah menghormati warga asing juga donk kalau begitu caranya. Bagaimana dengan kasus Poso, Ambon, Periuk dan lain sebagainya yang menewasakan ribuan Ummat Islam tidak berdosa itu. Apakah Pemerintah membuat tim “Densus 1000 atau 2000 atau 3000 ?”. Kasus Poso itu warga sendiri, dibantai di tanah kelahirannya sendiri, jumlahnya pun jauh lebih banyak daripada kasus bom Bali 1 dan 2, pembunuhannya pun jauh lebih kejam daripada itu. Tapi kenapa Pemerintah lebih menghormati warga Asing yang jumlahnya sangat minim? Ini ada apa sebenarnya? Tim Densus 88 itu, dibuat untuk menjegah aksi Terror, ataukah hanya suruhan orang-orang Asing untuk memberantas Ummat Islam yang ada di Indonesia? Buktinya sekarang lihat, Islam selalu di pojokan. Dengan adanya aksi penangkapan Ustadz Abu yang tidak bersalah tapi tetap saja di tahan itu sama saja dengan ingin menghilangkan Icon Ummat Islam di Indonesia. Karena Ustadz Abu banyak di hormati di kalangan masyarakat Indonesia. Pantas saja pas aksi penangkapannya banyak protes dari berbagai pihak. Masa Aki-aki tua jadi Terroris………
Densus 88 Aksi Terror sudah mulai menjalankan aksinya. Dua dari gembong Terroris sudah mereka bunuh katanya ; “Dokter Az-Zari dan Noerdien M. Top sudah berhasil mereka amankan di awal 2010 lalu. Berbarengan dengan sedang hangat-hangatnya kasus Century mereka juga berhasil menangkap “Dulmatin” yang kedapatan sedang bermain Internet di salah satu warnet yang terbuka untuk umum (Hhahaha……. Rupanya Terroris suka ke warnet juga ya, warnet yang ada Game Online lagi. Jangan-jangan maniak PB juga dia….. wkwkwkwkwk). Ya sudahlah !!! Terserah mereka saja mau memberitakannya kaya gimana supaya tayangannya dapat menarik perhatian masyarakat Indo ini. Sehingga kasus Century jadi luput dari ingatan mereka (Masyarakat Indo yang terbawa Issue Pemerintah).
Kasus Centery yang sudah mulai merambat kepada orang Nomor 1 di Negeri ini karena banyaknya Fraksi Partai yang memilih Opsi C yang isinya “Billout Century bermasalah dan para Pejabat yang terlibat di dalamnya mesti di adili”. Dari nama-nama Pejabat itu terdapat nama orang Nomor 1 yang dituntut oleh demo mahasiswa untuk segera di adili dan di cabut dari Jabatannya. Mereka sebut nama itu dengan mengapresiasikan membawa seekor kerbau kejalanan dengan tulisan “Si Bu Ya” di bagian perut samping.
Kasus Century sudah hampir mencapai Klimaksnya, datang kasus Terroris Dulmatin secara tiba-tiba. Otomatis masyarakat awam akan tertuju perhatian kesitu. Namanya juga orang Awam, kalau dalam istilah Sunda mah suka ada istilah “Euceuk” ; Ceuk batur rame ngobrolkeun Centery, Century nu di bahas. Ceuk berita keur rame usum Terroris, Terroris yang di bahas. Hingga pada akhirnya mereka hanya bisa menjadi korban berita saja dan Pemerintahpun telah sukses menjalankan Programnya ; “Buktinya !!! Apakah Si Bu Ya sampai sekarang sudah di adili karena telah bersalah dalam kasus Century? Saya katakan “Tidak”
“DASAR POLITIK TAI KUCCING = cuplikan film Gie”.
Issue Terroris terus berlanjut, bertengahan 2010 Polri sudah mulai menyebut-nyebut nama “Muhammad Abu Jibril”, yakni kawan dari Ustadz Abu. Tapi yang berhasil di tangkap malah anaknya “Muhammad Jibriel”. Entah apa alasan Porli menangkap beliau, apakah karena beliau satu pemikirin dengan Ustadz Abu ingin membebaskan bangsa Indonesia dari perbudakan Manusia oleh Manusia? Atau beliau ditangakap karena beliu adalah seorang Terrorisme? Entahlah apa alasan Polri. Yang pasti intinya orang-orang yang mempunyai cita-cita sama seperti Ustadz Abu (Ingin membebaskan Manusia dari perbudakan Manusia/Manusia harus di perbudak oleh Tuhan, harus tunduk patuh terhadap aturan Tuhannya, perintah Tuhannya, dan Undang-undang Tuhannya InsyaAlloh bakal menjadi incaran Porli selanjutnya).
Sekarang !!! Bertepatan di bulan Ramadhan ini (Agustus 2010) sedang maraknya issue penangkapan Ustadz Abu lagi. Alasannya tidak jauh beda dengan aksi penangkapan beliau di tahun-tahun yang lalu. Kalau bukan issue Terroris mau apalagi? Cape dech denger yang kaya gituan…. Plissss donkkkkk jangan lebay pak Porli. Apakah ANDA tidak puas menahan beliau 2 Tahun, itu waktu yang cukup lama bagi tahanan yang tidak mempunyai salah untuk di tahan. Kemarin juga kan ANDA tidak mempunya bukti untuk menahan beliau, tapi ANDA tetep saja mengurungnya 2 Tahun. Sekarang ANDA mau cari-cari alasan apalagi Pak Porli? Kasian Aki-Aki tua itu, jalannya saja menggunakan tongkat, kesehatannya pun sudah melemah. Sudahlah biarkan beliau hidup bebas untuk bisa mendekatkan diri kepada Alloh dengan leluasa. Aki-aki seumuran dia pantasnya mengurung diri di dalam Mesjid sambil melantunkan Do’a-Do’a dan Dzikir-Dzikir, bukannya di dalam tahanan yang sempit dan sumpeuk. Apakah Pak Porli tidak mempunyai belas kasihan sedikitpun terhadap aki-aki yang sudah tua renta? dimanakan PERASAAN ANDA Pak Porli ?

Arti Sebuah Nama 0

Unknown | 00.51 |


Apalah arti sebuah nama? itu yang sering kita dengar di telinga saat ini. Sehingga ada keinginan untuk membahas terlebih dahulu seberapa penting nama bagi kita. Bayangkan kalo semua orang di dunia ini tidak mempunyai nama…. Bagaimana jadinya ya ??? Sepertinya ibu guru yang ada di kelas kebingungan untuk mengabsen murid-muridnya, kalau kata sapaan itu hanya ada beberapa kata seperti : Hai… Kang, Pak, Bu dll. Mungkin semua orang akan mempunyai Nama panggilan seputar itu-itu saja sesama temannya yang sudah lama mereka saling kenal. Nah, apakah kita memandangnya seperti itu tidak? Jika ia mungkin betapa penting juga sebuah nama di dalam kehidupan kita. Lantas apa kalo gtu pentingnya sebuah nama?Kita ini manusia. Banyak juga manusia yang lainnya yang sama halnya seperti kita punya kaki, mata rambut dan anggota tubuh lainnya secara sempurna. Secara organisme kita sama dengan manusia lainnya. Terus ketika kita memanggil seseorang itu apakah dengan panggilan manusia… manusia.. manusia kesini selayaknya kita memanggil Binatang peliharan seokor Kambing dengan panggil mbe.. mbe.. mbe… ayo makan rumputnya. Tentunya tidak, karena kita bukanlah seekor hewan sebagaimana hewan peliharaan. Kita ini adalah makhluk yang diciptakan Tuhan dengan “TUGAS, FUNGSI DAN PERAN” berbeda dengan makhluk ciptaan Tuhan lainnya.
Kita bisa memanggil pada binatang peliharan kita dengan sebutan yang sama. Misalnya mbe.. (pada kambing), walaupun kambing itu jumlahnya ada puluhan ekor tetap saja kita memanggil kepada semuanya dengan sebutan mbe. Disini kita ambil pelajaran, apa sebenarnya hikmah dibalik itu? Kalo kita lihat apakah seekor kambing mempunyai tugas berbeda dengan kambing yang lainnya? Misalkan kita menggembala kambing, apakah masing-masing di atanra mereka mempunyai perbedaan tugas ketika kita sedang menggembala mereka? Tentunya tidak. Semua sama ; hanya bisa makan sambil jalan-jalan. Sewaktu-waktu bila kita butuhkan dagingnya, dapat dengan mudah untuk kita sembelih kapanpun dan dimanapun semau kita. Karena semua jenis kambing itu sama, hanya bisa diambil manfaatnya untuk kita. Jadi tidak ada masalah ketika kita mempunyai puluhan ekor kambing tanpa harus memberi nama pada masing-masing ekor kambing. Jarang sekali kita menemui seorang pengembala kambing yang jumlah kambingnya  puluhan ekor memberikan absen kepada tiap-tiap ekor sebelum pengembalaan dimulai.
Karena manusia merupakan makhluk sosial yang mempunyai beragam bahasa. Tentunya kita sering bercakap-cakap dengan manusia lainnya. Untuk memulai pembicaraan terhadap lawan bicara kita, tentunya kita harus memanggil seseorang dulu untuk bisa diajak bicara. Biasanya kita memanggil nama mereka supaya si lawan bicara mengerti maksud kita ingin bicara kepada siapa. Disini kita pasti menemukan betapa pentingnya sebuah nama. Berbeda dengan kambing yang tidak mempunyai beragam bahasa. Kambing hanya bisa berucap satu kata saja ; kalau tidak mbe.. ya mbe… (mau apalagi?).
Oke itu sedikit prolog untuk memperkenalkan nama saya. Karena saya rasa perlu kita faham terlebih dahulu mengenai arti penting sebuah nama. Kadang-kadang seseorang suka berucap ; “Apa pentingnya anda memperkenalkan nama anda kepada saya?”. Saya hanya membendung pemahaman seperti itu saja. Kurang lebihnya mungkin itu yang bisa saya fahami. Mudah-mudahan ketika saya memperkenalkan diri saya dengan berucap nama terlebih dahulu tidak ada kesan “Sok Kenal” atau “Ingin Terkenal dengan nama itu”. Ini semata-mata hanyalah hanya menempatkan arti penting sebuah nama.
Oke langsung saja saya perkenalkan diri saya dengan sebuah nama. Nama yang identik dengan bagaimana seseorang memanggil kita. Bagaimana ya??? Banyak sebutan yang mereka sebutkan untuk memanggil saya ; diantaranya Arif, Mamat, Matmund, dan julukan lainnya.
Sewaktu kecil orangtua memberikan nama “Arif Munandar”. Entah apa itu artinya, sampai sekarang juga masih belum di kasih tahu. Mungkin dari segi bahasa ; Arif itu artinya adalah “bijaksana” di dalam bahasa Arab. Tapi sebenarnya saya juga kurang tahu ; mengapa orangtua bisa memberikan nama itu. Yang saya banggakan ; jika memang tujuan pemberian nama Arif itu diartikan ke dalam bahasa Arab, wah jadi berati nie. Malu kalau realita tidak sesuai dengan arti nama itu.
Nama Arif Munandar yang menjadi kebanggan dengan arti bijaksananya itu tidak bertahan lama. Sewaktu masuk TK (Taman Kanak-Kanak), nama itu telah sirna diganti dengan “Mamat Munandar”. Alasan orangtua menggantinya hanya karena mitos sepele saja. Biasa kalau orangtua dahulu, ketika kedapatan anaknya nakal. Mereka suka menafsirkannya dari sebuah nama. “Mungkin ini pengaruh nama”, itu yang saya tahu alasan mengapa orangtua bisa mengganti nama Arif menjadi Mamat. Karena waktu kecil memang saya mengakuinya sekarang ; Bahwa saya adalah seorang yang bandel, suka melawan dan ngamuk apabila kehendak tidak dipenuhi orang tua.
Dulu nama Arif adalah kebanggaan dengan artinya yang bijaksana. Sekarang Mamat ! kalau dilihat dalam bahasa Arab artinya adalah mati. Sungguh sangat menyedihkan, dari mulanya bangga dengan arti yang mulia, kini terlena dengan arti yang negatif.
Emang dulu mau saja diganti nama dengan nama itu. Maklum karena masih TK, tidak tahu apa-apa. Sekarang sebenarnya sangat menyesal setelah tahu arti bahwa di Ijizah tercantum nama Mamat Munandar. Tapi mau bagaimana lagi, yang lalu biarlah berlalu. Tidak sepenuhnya nama itu mencerminkan tiap-tiap diri seseorang. Nyatanya banyak nama yang indah tapi orang yang memikul nama itu tidak seindah namanya. Apalah arti sebuah nama kalau begitu? Bingung ya…. Tadi katanya penting arti sebuah nama, sekarang mengapa jadi tidak. Mungkin penting tidaknya tergantung kapan dan dimana kita meletakkan arti sebuah nama.
Nama “Mamat Munandar” adalah sebuah nama yang formal saat ini. Di berbagai instansi nama itu selalu ada ketika saya masuk kedalamnya. Baik itu di sekolah, KTP, SIM dll. Nama “Mamat Munandar ” yang tidak ingin sebenarnya dengan nama itu, kini selalu hadir dimanapun saya pergi. Padahal keluarga masih tetap saja memanggil saya dengan panggilan “Arif”. Aneh juga ya…. Mereka yang mengganti nama, tapi mereka sendiri yang tidak mau mengganti panggilannya terhadap saya. Sungguh 1001 aneh……
Walaupun sudah kepalang populer dengan nama itu. Apa boleh buat sekarang? Hanya satu mungkin yang akan saya rubah dengan nama itu biar kelihatan keren. Coba sekarang siapa yang tahu dengan novel “Elang Retak” karya Gus Balon? ketika membaca novel itu saya dapat inspirasi. Mengapa saya tidak ganti saja nama saya dengan gaya penulis Gus Balon. Okelah saya coba otak-atik nama Mamat Munandar menjadi Mat MUN_D. Mirip kan dengan Gus Balon ejaannya?
Mat MUN_D adalah sebuah nama yang sering saya pakai untuk memperkenalkan diri saya di dunia maya. Biar kelihatan sedikit keren saja sebenarnya cie…. Di dunia maya biasanya orang-orang memperkenalkan dirinya dengan sebutan yang beken. Kenapa saya tidak? Ini mungkin nama beken saya ; Mat MUN_D.
Mat MUN_D yang pada dasarnya singkatan dari Mamat Munandar. Tidak apalah…. Hanya sedikit menutupi kekecewaan dengan nama Mamat yang artinya mati itu.
Setelah menemukan Mat MUN_D hati rasanya lega, karena bisa menutupi kekecewaan itu. Dengan nama Mat MUN_D insyaAlloh akan saya proklamasikan nama legal pribadi untuk dikenal masyarakat. Harun-Yahya saja yang nama aslinya adalah Adnan Oktar, masyarakat banyak mengenal dengan nama Harun-Yahyanya ; sebuah nama penghargaan bagi Adnan Oktar. Saya juga begitu ; Mudah-mudahan masyarakat dapat mengenal karya-karya pribadi dengan nama kebanggaan Mat MUN_D.

Kisah Sekolahku 1

Unknown | 00.50 |


Aku masuk TK dua kali. Pertama, hanya daftar saja dan beberapa kali masuk. Mungkin belum saatnya aku mau sekolah. Kedua, dengan dibarengi niat yang ikhlas akhirnya bisa masuk TK dengan senang hati. Aku masuk TK tidak jauh dari rumah. Dikampungku yang sepi, aku bisa ceria bareng teman-teman di ruangan kecil yang hanya ada sedikit mainan. Dengan itu, rasanya hati amat senang karena banyak teman-teman yang mau diajak main bareng. Di TK alhamdulillah aku berprestasi, dimana ada perlombaan maupun event-event tertentu aku selalu menjadi wakil TK kebanggaanku. Biasanya aku suka mengikuti lomba menggambar dan mungkin mengikuti acara-acara bermain bersama TK-TK yang lain sekecamatan maupun sekabupaten.
Setelah masuk SD. Sama ! Aku berSekolah Dasar di kampungku juga. Tidak jauh dari TK-ku dulu, bahkan berdampingan dengan SD sekarang. Namanya yaitu SDN Paniis, Karena SD-nya bertempat di kampung Paniis. Di SD juga lumayan prestasi dapat membanggakan orang tua. Mulai kelas 4 SD aku selalu dapat peringkat 2 dikelas sampai aku lulus. Sempat juga aku mengikuti lomba cerdas cermat yang pesertanya 3 orang pada tiap-tiap perwakilan SD. Alhamdulillah aku dapat menjadi perwakilan SD-ku tercinta.

Cerdas Cermat yang diadakan sekecamatan itu, aku bersama teman-teman mendapatkan juara 3. Mungkin itu yang menjadi awal prestasiku bisa meraih piala. Disini aku tidak akan menceritakan bagaimana kejadiannya karena terlalu panjang alur ceritanya. Hanya yang perlu tahu yang pentingnya saja, bahwa aku pernah mengalami hal itu.
Dengan prestasi itu aku meneruskan sekolah di SMPN 1 Tanjungkerta. Tempatnya masih satu Kecamatan dengan kampungku. Hanya lumayan, kalau ditempuh dengan jalan kaki membutuhkan waktu kurang lebih 30 menit untuk sampai di Sekolah. Bisa juga ditempuh melalu naik mobil umum dengan membayar Rp. 500 saja kita bisa sampai di sekolah. Tapi aku sering jalan kaki, disamping irit, aku juga bisa sambil olahraga.
Mengenai prestasi, di SMP aku sangat minim dengan prestasi. Tidak masuk kedalam 10 besarpun dari mulai kelas satu sampai lulus. Pernah juga mungkin 1 kali sewaktu kelas satu semester pertama. Maklum, jiwa prestatif sejak SD-nya masih terasa.
Kelas Dua sudah mulai mengenal dengan pergaulan yang sangat bebas. Pergaulan ini mempengaruhi terhadap belajar aku. Dari mulai belajar merokok sampai pacaran semua aku coba. Tidak akan di ceritan bagaimana kejadiannya karena malu dan tidak terpelajar dengan masa lalu yang kelam itu.
Ujian Nasional ternyata dapat memicu untuk belajar kembali dengan benar dan serius. Aku coba mulai belajar jauh sebelum ujian dimulai, walau tidak terlalu jauh cie… hanya satu dua bulan mungkin. Aku coba menguasai materi-materi yang akan ada di ujian nasional. Alhamdulillah hasilnya tidak mengecewakan. Semua soal yang ada sudah aku fahami sebelumnya, jadi pas ujianpun tidak terlalu tegang dan akhirnya aku bisa lulus dengan nilai rata-rata 8, sehingga dapat menggiringku masuk di salah satu SMK favorite di kota bandung.
SMKN 6 Bandung adalah tujuan sekolahku berikutnya. Lumayan cuy, sekolah yang satu ini agak ketat memilih calon-calon muridnya. Persainganpun sangat ketat, bayangkan hampir setengah lebih dari yang daftar ke sekolah ini tidak diterima. Aku saja bisa masuk dengan pilihan kedua. Awalnya kau memilih jurusan Mesin karena alasan orangtua kan ; ada kakak ipar yang kerja di PINDAD, jadi mesti masuk jurusan mesin biar nyambung kerjanya. Tapi tuhan berkehendak lain, aku hanya diterima di jurusan Eloktro, pilihan keduaku. Padahal bobot nilainya cuma kurang 0.5 untuk bisa masuk di jurusan mesin. Tapi mau bagaimana lagi cuy, memang itu sudah aturan mainnya.
Aku sangat menggembari Elektronika, sudah banyak percobaan-percobaan aku buat. Dari mulai lampu berjalan, Radio FM, Amplifier hingga Radio Pemancar. Tapi sayang, aku hanya mengukai satu bidang saja. Aku hanya unggul dan bisa di praktek saja. Tidak untuk teori, apalagi pelajaran formal.
Sejak kelas satu, aku bisa dikatakan rajin. Rajinan menurut standar yang ada. Ketika ada PR aku kerjakan ketika ada praktek aku praktekan sebemnya di rumah, dll. Mungkin rajin yang biasa yang bisa waktu itu. Setelah kelas dua, aku diangkat menjadi ketua Rohis. Entah apa kelebihanku hingga teman-teman dapat mempercayaiku.
Waktupun terus berjalan, hingga kelas dua semester dua sudah mulai tampak kenalan anak SMK yang notabenenya cowo semua. Aku sudah mulai coba-coba dengan pergaulannya yang sudah menjadi lumrah di masyarakat untuk ukuran anak SMK. Dari mulai tidak pernah mengerjakan PR dirumah, sering kesiangan, Kabur dan bahkan tidak sekolah karena bolos. Dengan itu semua aku dapat disidang bersama orang tuaku di ruangan BP. Guru BP yang dulunya baik terhadapku, kini menyalahkanku. Emang aku juga mengakuinya, sekarang aku hanyalah murid bandel seperti kebanyakan murid SMK pada umumnya. Sampai-sampai aku di ancam tidak akan naik kelas karena saking jarangnya aku tidak sekolah, sehingga nilai-nilai banyak yang tidak terpenuhi menurut batas minimum. Bayangkan saja, masa di Raport mesti ada nilai 3,4 dan 5? Waduh-waduh… betapa nakalnya aku waktu itu.
Rohis mungkin adalah satu image yang baik. Tapi itu tidak bagiku, aku bisa bertahan hanya sementara. Memang semua adik kelas menghormatiku, sampai-sampai ketika ketemu di jalan saja mereka mesti salaman denganku (kaya guru saja mesti disalami. hehe).
Tapi itulah aku, wataknya tidak terlepas dari anak nakal yang kasar dan selalu harus apabila hati sudah berkata harus (mau tidak mau mesti harus, bagaimanapun caranya). Inilah mungkin yang menjadi ciri khas anak-anak nakal lainnya, yang sekarang menerap dalam jiwaku.
Disamping itu, aku tidak nakal keterlaluan. Aku juga sangat suka dengan hal-hal yang sifat ulak-ulik. Seperti ngulik komputer misalnya. Aku sudah mulai menekuni komputer ini sejak mulai kelas satu SMK semester dua. Aku sudah mulai membiasakan diri untuk mengetik sepuluh jari waktu itu. Sehingga dapat dirasakan akibat ketika saya menulis cerita ini.

Curhat Tauhid 0

Unknown | 00.48 |


Sebelumnya saya minta maaf ; “Karena pemahaman Tauhid saya yang masih rendah”. Disini saya akan mencoba menceritakan pengalaman saya mengenai pencarian Jati Diri saya dihadapan sang Maha Pencipta. Jujur saya masih sangat bodoh untuk berbicara masalah Tauhid. Mungkin ini merupakan sedikit gambaran mengenai Tauhid yang saya pegang. Tentunya orang yang baru belajar masih membutukan bimbingan dari orang lain. Saya juga masih sangat membutuhkan orang lain yang dapat menuntun saya. Sehingga saya bisa terus bersemangat dalam pencarian Jati Diri yang dikehendaki-Nya.Kata orang ; “Sebelum jauh-jauh kita membahas ke-Islaman kita, mestinya kita awali dari belajar Tauhid”. Karena Tauhid merupakan pondasi dari sebuah bangunan ad-Dienul Islam yang sangat saya cintai. Bagaimana tidak, jika kita analogikan Islam merupakan sebuah bangunan gedung yang sangat besar menjulang ke langit dan teramat sangat megahnya bangunan itu dan indahnya dipandangan mata. Apa yang terjadi jika bangunan yang besar dan megah itu pondasinya rapuh. Tentunya tidak akan lama bangunan itu bertahan dalam kemegahannya. Tidak lama bangunan itu akan rata dengan tanah jika ada satu guncangan yang tidak begitu dahsyat. Begitu juga Tauhid yang saya analogikan, tauhid merupakan pondasi bangunan Islam yang megah. Makanya di dalam Rukun Islam ; “Syahadat-lah yang pertama”.
Mungkin sebelum jauh berbicara Tauhid, kita harus tahu terlebih dahulu apa itu Tauhid? Mungkin teman-teman sudah mengetahuinya. Saya hanya bisa mendefinisikan bahwa Tauhid itu adalah sebuah penerimaan dan penolakan. Adapun yang mengatakan bahwa Tauhid itu meng-Esa kan Tuhan. Menurut saya itu juga memang benar. Karena sebelum kita memilih yang satu pasti kita meninggalkan dulu yang lainnya. Saya yakin di dunia ini manusia diberikan dua pilihan. Buktinya kita meyakini adanya Syurga dan Neraka. Pikir saya itu menunjukkan adanya dua jalan yang akan ditempuh oleh manusia di dunia. Entah jalan itu ujungnya ke Neraka maupun ke dalam Syurga. Tinggal kita pilih ; “Mau bahagia di Akhirat atau hanya ingin merasakan siksa disana.
Berkenaan dengan bertauhid hanya meng-Esa kan Alloh saja. berarti kita mesti mengambil jalan yang Alloh ridhoi dan kemudian meninggalkan bahkan menghancurkan jalan yang Alloh benci terhadap jalan itu. Berarti kalau begitu ; “Ada yang diterima, ada pula yang ditolak”. Kita ingin bertauhid kepada Alloh ; salah satunya menjalankan perintah Alloh yaitu Shalat. Akan tetapi disamping itu juga masih suka minum Khamer (Arak). Gambaran orang seperti itu, apakah bisa dikatakan sudah bertauhid? Kalau pakaian ke atas mah pake baju Koko, tapi pakaian ke bawah memakai Anderok. Bagaimana coba ketika kita melihat orang seperti itu? Waraskah orang itu……
Mungkin itu, sekilas gambaran Tauhid yang bisa saya fahami. Walaupun dengan berat hati untuk menuliskannya disini. Karena diri merasa, belum sampailah ke arah sana. Di dalam hati berkata ; “Ingin Taubat, tapi kadang suka tetap tidak bisa meninggalkan perbuatan itu (dosa)”. Kini Hamba sadar “Ya… Rabb”. Hamba belum bisa murni berTauhid kepadamu. Maka dari itu, tuntunlah “Ya…. Rabb” hambamu yang masih kotor ini, dan Istiqamahkanlah agar Hamba bisa terus berusaha memurnikan Tauhid hamba. Karena Hamba hanya orang yang lemah, yang bisanya cuma berusaha. Sedangkan Engkaulah “Ya…. Rabb”, yang menentukan segalanya……
Bandung, 22 Desember 2009
Mat MUN_D

Running Web 0

Unknown | 00.47 |

Waktu itu aku masih kelas satu SMK di Kota Bandung. Kebetulan wali kelasku saat itu satu diantara beberapa guru yang ahli dalam dunia Web Development (Membangun Website). Website sekolah yang rencana mau dibangun, salah satu developernya adalah wali kelasku. Aku bertanya pada wali kelasku itu. “Apakah susah untuk membikin satu Web saja Pak?”. Guruku menjawab ; “Wah susah mat, kita harus mengusai beberapa aplikasi. Misalnya ; Adobe PS, Dreamweaper, Macromedia Flash dan banyak lagi yang lainnya”. Kata guruku…!! Disamping itu juga kita mesti mampu menguasai bahasa pemograman Website, diantaranya HTML, CSS, XML, JavaScript, SQL, dan yang lainnya mungkin ada.

Mendengar itu semua, bayanganku betapa susahnya geuning membuat web teh. Kagum saja aku waktu itu pada wali kelasku. Apalagi ketika dia berucap ; “Bapak saja untuk membangun satu Site saja untuk satu perusahaan dibayar sampai 10 Juataan. Wah… mendengar itu semua betapa jauhnya bayanganku untuk membuat website. Pikirku ; “Kalau begitu, orang-orang yang bisa membuat website adalah orang-orang yang tergolong Professional donk, sedangkan aku !!! Katro begini. Hhu…

Harapan tinggal harapan, waktu itu aku hanya bisa berharap untuk bisa menjadi seorang Web Developer. Aku ini seorang yang katro dan tidak mempunyai apa-apa, apa bisa aku seperti wali kelasku? Apa bisa aku membuat sebuah Website Professional? Terus saja aku bertanya-tanya pada diriku sendiri. Satu masa aku yakin dan berucap ; “AKU BISA”, manusia itu sama, diberikan potensi yang sama, kalau dia bisa kenapa aku tidak bisa? Semua akan bisa jika kita mau mencoba.

Disinilah mulai kata “BISMILLAH” ku ucap dengan sepenuh hati. Dengan sedikit mencari info dari om google tentang bagaimana langkah awal untuk membangun Website. Karena om ku baik sekali, ia pun memberikan info yang aku cari. Mulailah aku belajar membangun website dari situ,,,, Ya, walaupun masih menggunakan kode HTML dan CSS doang untuk membangun satu halaman Web-nya. Tapi gak apalah karena ini kan awal… hehe

Sekarang aku telah lulus SMK, dan yang didapat untuk belajar web hanyalah Coding bahasa HTML and CSS doank, itu pun aku dapat hasil dari formulasi beberapa web page HTML yang sudah jadi. Aku juga sebenarnya tidak faham perintah demi perintah dalam bahasa HTML, cuma disini aku dituntut kreative untuk memformulasikan Web Page yang sudah ada. Masih Copas2 (Copy Paste) gitu deh… hhe.

Setelah lulus hati rasanya plong, karena tidak ada lagi ketegangan dalam masalah bersekolah. Sekarang aku bisa fokus untuk meraih cita-cita membangun satu Web Professional. Aku ingin sekali tahu seberapa jauh ucapan guruku itu. Kebetulan waktu itu ada temen yang di warnet, lebih mantaplah untuk mendukung tujuanku ini. Awalnya hampir tiap malam begadang di warnet temen, karena saking penasarannya dalam Web Building jadi aku rela memutar waktu tidurku. Walaupun pada kenyataannya di kelas aku selalu ketiduran… hhaha ?

Langkah awal yang aku lakukan adalah belajar peng-Kodean HTML dan CSS, katanya itu merupakan bahasa dasar untuk membangun Website. Okelah aku terima itu, di warnet terus aku cari-cari info tentang HTML. Hingga beberapa bulan kemudian aku pun bisa membangun satu web berbasis HTML doank dengan hanya kurang dari 10 Page saja yang aku selesaikan. Tapi lumayan lah waktu itu aku sudah merasa puas, karena style yang diterapkan hampir sama dengan web-web yang sering aku lihat di internet.

Dari hasil karya yang kecil itu, aku tidak cukup sampai disitu. Karena web yang sudah aku buat masih offline (belum bisa dilihat di internet). Sekarang aku berfikir bagaimana caranya supaya web yang sederhana itu bisa aku tampilkan di dunia maya, agar masyarakat diseluruh dunia bisa melihatnya… hha (sedikit lebay cuy…). Ini yang kemudian menjadi tantangan yang kedua bagiku. Aku musti tahu istilah-istilah yang biasa digunakan dalam dunia Website. Diantaranya Domain dan Hosting, dengan dua kata ini saja waktu itu aku sudah kelabakan. Apaan nie Domain? Apaan nie Hosting? Gak mudeung nie ane. haha…. ?

Domain diibaratkan alamat rumah dan hosting diibaratkan adalah rumahnya. Misalkan domainku adalah http://catatanmatmund.co.cc maka alamat itu akan memunculkan isi dari hosting milikku. Apa isi hosting itu? nah hosting diisi dengan website yang sudah aku buat tadi. Jadi ketika kita mengetikan domain (alamat web) http://catatanmatmund.co.cc maka domain itu akan memperlihatkan web page yang sudah aku buat, karena kan web yang sudah dibuat tadi sudah aku simpan di hostingan itu…. hehe (sedikit pengetahuan aja cuy, bagi yang baru kenal kata itu).

Proses meng-Uploadkan web page ke host saja membutuhkan proses yang lama. Maklumlah, aku kan tidak tahu apa-apa waktu itu. Bisa-bisa juga aku berhasil upload dapat info dari temen chatting di FB, dengan dibimbing melalui chatting akhirnya web page yang sudah aku buat bisa di lihat di Internet. Satu karya lagi yang menjadi sejarah dalam hidupku… hhee. (Maklum katro nie, segitu aja udah bangga). Satu karya sudah bisa aku selesaikan dengan jeri payah sendiri dan aku bangga, satu masalah yang lebih besar sebenarnya sudah siap menghadapiku.

Okelah aku bisa membuat web page sederhana dan web itu bisa dilihat di Internet. Sebenarnya itu sudah cukup dan sudah bisa membangun website sederhana yang hasilnya aku perlihatkan kepada wali kelasku, kejadiannya dulu ketika aku chatting di FB dengan beliau. Alhamdulillah beliau pun mengacungkan jempol, tapi tetap saja ilmunya gak mengalir kepadaku…. huhuhu,, dasar akh pelit si bapa mah.

Dipikir-pikir betapa sulitnya aku mesti membangun website dengan membuat halaman demi halaman menggunakan kode HTML. Jikalau Web detik.com saja yang jumlah halamannya sampai ribuan, berapa lama coba untuk membikin satu web semisal detik.com? Disini mulai ada tantangan baru. Bagaimana caranya agar kita dapat memanagamen content dalam web kita tanpa harus membuat halaman lagi menggunakan kode HTML. Sekarang yang aku butuhkan adalah web yang dapat dengan mudah memanagament contentnya.

CMS (Content Managament System) adalah jawabannya. Mulai deh ada ilmu baru,, apaan tuh CMS? Sesuai namanya, dengan menggunakan web yang berbasis CMS kita dapat dengan mudah memanagament content-content yang akan kita tulis/post ke dalam web kita tanpa harus membuat halaman web lagi. Karena CMS sudah menjadi mesin yang dapat kita gunakan dalam mengolah content-content kita. Dengan mesin inilah kita dapat membangun website tanpa perlu repot-repot membangun web perhalaman. Karena CMS sudah merupakan Sortware web yang memanjakan penggunanya. Seseorang yang hendak membuat web tidak perlu banyak-banyak pengetahuan mengenai bahasa pemograman site. Karena cukup kita menginstal web yang berbasis CMS kita dapat mengolah web dengan mudah. Salah satu contohnya adalah Joomla, Joomla merupakan CMS yang paling populer saat ini. Aku saja mulai belajar CMS pertama kali dengan menggunakan Joomla, yang dapat anda dilihat info jelasnya di joomla.org sekaligus anda dapat mendownload file CMS’a sekalian untuk langsung praktek… hhe ?

Nah dari mulai aku mengenal CMS Joomla sampai sekarang aku masih melakukan penelitian (cie penelitian, padahal mah cuma oprak-oprek doank… hha) mengenai web yang berbasis CMS. Bukan hanya Joomla web yang berbasis CMS, masih banyak bertebaran di Internet, baik itu yang gratis maupun yang berbayar. Karena Joomla sifatnya Open Source alias gratis jadi aku memanfaatkan Joomla dulu deh untuk percobaan. hhe… Di samping itu juga sekarang aku sedang belajar beberapa CMS yang sering dipakai oleh para Web Developer pemula, diantaranya ; Drupal, Wordpres, kemudian CMS yang berbentuk forum semisal PHPbb, VBulletin dan SMF.

Teman !!! Mudah-mudahan dari mulai belajar dari 0 (Nol) sampai sekarang aku bisa terus berusaha untuk lebih maju lagi. Karena semakin banyak ilmu yang di dapat maka akan semakin sulit ilmu yang akan dipelajari. Sekian dulu sekilas info yang gak jelas dariku ini. Kurangnya mohon maaf dan lebihnya tidak akan ada karena yang lebih hanya milik pencipta….. Thank all Friend, kamu adalah motivasiku yang tak ternilai harganya…………….

Wassalam

18 Mei 2010


 
BoedaX 6 Copyright © 2010 Prozine Theme is Designed by Lasantha Home | RSS Feed | Comment RSS